Friday, June 14, 2013

Investor Domestik Borong Saham

Posted on 9:46 PM by Unknown

Analis dari PT BNI Securities, Thendra Crisnanda, mengatakan cukup rendahnya posisi indeks mendorong investor masuk kembali ke pasar saham. "Investor, khususnya domestik, mulai mencicil secara bertahap mumpung harganya murah," ujar dia.


Sentimen regional yang positif menjadi katalis yang mendorong aksi borong saham tersebut. Bursa global dan regional cenderung positif setelah data penjualan retail di Amerika meningkat serta jumlah penganggur yang mengisi klaim pengangguran di Amerika mulai menyusut.


Menurut Thendra, investor domestik kebanyakan memburu saham-saham yang defensif dan berorientasi domestik, misalnya sektor konsumsi, infrastruktur, konstruksi, dan properti. "Investor berharap harga saham tersebut akan naik seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat menjelang bulan puasa dan hari raya."


Ekspektasi meningkatnya inflasi sebagai konsekuensi tingginya konsumsi dan kenaikan harga BBM dinilai hanya sementara. Justru kepastian kenaikan harga BBM akan berdampak positif karena defisit fiskal berkurang.


Langkah Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan menjadi 6 persen juga tidak terlalu berdampak besar. Emiten-emiten yang sensitif dengan suku bunga seperti perbankan, properti, atau otomotif masih ditopang fundamental keuangan yang baik.


Pekan depan, indeks diperkirakan bergerak di kisaran 4.650-4.770. "Saham-saham yang harganya masih berpeluang naik hingga akhir tahun misalnya Charoen Pokphand, Indofood CBP, Mitra Adiperkasa, PT Pembangunan Perumahan, Waskita Karya, Bumi Serpong Damai, dan Lippo Karawaci," kata Thendra.PDAT | M. AZHAR


Rupiah Alami Penguatan Terbatas


JAKARTA -- Kebijakan Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan membawa rupiah menguat terbatas. Dalam transaksi pasar uang kemarin, rupiah menguat 11 poin (0,11 persen) ke level 9.872 per dolar Amerika Serikat.


Pengamat pasar uang dari Bank Saudara, Rully Nova, mengatakan pasar cukup menunjukkan geliat positif setelah BI mengeluarkan dua kebijakan moneter sekaligus, yaitu kenaikan suku bunga fasilitas pinjaman (FasBI) dan suku bunga acuan. "Setidaknya likuiditas rupiah yang sedang berhamburan dapat terserap," kata dia kemarin.


Kebijakan moneter BI juga berdampak pada berkurangnya tekanan di pasar non-deliverable forward yang kembali ditransaksikan di kisaran 9.900 setelah sepekan terakhir betah di level 10 ribu.


Menurut Rully, kebijakan moneter yang lebih ketat akan mencegah spekulan memenuhi pasar uang, sehingga kepercayaan investor meningkat. "Imbasnya, pelemahan rupiah menjadi terbatas."


Di sisi lain, sentimen global masih akan mempengaruhi pergerakan rupiah secara signifikan. Investor masih khawatir dengan kabar kelanjutan stimulus bank sentral Amerika (The Fed) serta defisit transaksi berjalan di Cina. Kedua faktor tersebut menjadi penyebab larinya dana asing dari pasar berkembang.


Pekan depan rupiah diperkirakan masih akan bergerak di kisaran 9.900-9.940 per dolar AS. Investor masih menunggu kepastian kenaikan harga BBM bersubsidi yang rencananya diputuskan pada pekan depan.


"Ada potensi rupiah mengalami apresiasi terbatas apabila rilis data ketenagakerjaan AS positif dan pertemuan FOMC Meeting the Fed memastikan melanjutkan program stimulus," ujar Rully.PDAT | MEGEL JEKSON

No Response to "Investor Domestik Borong Saham"

Leave A Reply