Peningkatan pendapatan ini merupakan salah satu dari tiga program paket kebijakan stimulus ekonomi Abe atau yang lebih dikenal dengan sebutan Abenomics. Dalam strategi ketiga ini, Abe menekankan bahwa peningkatan pendapatan sangat penting dalam menunjang keberhasilan.

Abe berambisi mengakhiri tahun deflasi dan dekade stagnasi ekonomi yang menimpa Negeri Matahari Terbit ini. Abe tampaknya ingin mengejar ketertinggalan dari Cina yang telah melesat melampaui Jepang pada peringkat ekonomi dunia. Sebelumnya, Abe telah menetapkan kebijakan pelonggaran moneter dan belanja pemerintah yang besar sebagai bagian dari program stimulus ekonomi.

Dalam pidatonya di Tokyo, seperti dilansir Reuters, Rabu lalu, Abe menyatakan target yang harus dicapai adalah peningkatan pendapatan per kapita nasional. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang, selain menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan gaji untuk menciptakan rumah tangga yang sejahtera.

Kebijakan mendongkrak pendapatan per kapita adalah program utama Abe sejak menjabat perdana menteri pada Desember tahun lalu. Saat itu, ia mengungkapkan target tahunan pendapatan per kapita sebesar 3 persen dari produk domestik bruto (PDB). Pemerintah menargetkan pendapatan per kapita tahunan nasional sebesar 1,5 juta yen selama 10 tahun.

Pemerintah Abe juga akan mengeluarkan sejumlah deregulasi yang antara lain mencakup peningkatan lapangan kerja wanita dan peningkatan investasi. Paket kebijakan ekonomi ini rencananya akan disetujui oleh kabinet pada 14 Juni mendatang bersamaan dengan penyampaian paket kebijakan ekonomi makro, termasuk reformasi fiskal guna mengatasi utang publik yang semakin besar.

Namun pasar menyikapi skeptis pidato Abe itu, terlihat dari indeks Nikkei dalam perdagangan Rabu lalu yang terkoreksi 3,8 persen. Kalangan analis menilai bahwa kebijakan ekonomi Abe belum bisa memberi harapan akan mengakhiri stagnasi ekonomi yang berkepanjangan.

Kepala Ekonom Dai-ichi Life Research Institute, Hideo Kumano, meragukan Perdana Menteri Abe bisa memenuhi target tersebut. "Pemerintah sepertinya sulit mencapai target itu seperti halnya bank sentral yang tidak dapat mengawasi suku bunga jangka panjang," katanya.

Kepala Ekonom Bank of America Merril Lynch wilayah Jepang, Masayuki Kichikawa, mengatakan strategi pertumbuhan ekonomi melalui reformasi ketenagakerjaan dan peningkatan investasi memang berada di jalur yang benar, namun kebijakan Abe dinilai kurang berani. Seharusnya ia mengeluarkan kebijakan pemotongan pajak korporasi dan memfasilitasi mobilitas tenaga kerja. SETIAWAN